RSS

Like This Blog

Memaknai Ramadhan dengan Revolusi Amal

Momentum Ramadhan ini sangat mahal. Mahal dari sudut nilai, mutu dan kualitas, yang sayang sekali jika lewat begitu saja tanpa bekas dan makna yang berarti. Mahal karena Ramadhan dengan paket amal yang ada di dalamnya bisa menyapu bersih dosa 11 bulan sebelumnya. Bahkan dihitung seperti puasa setahun penuh jika disempurnakan lagi dengan puasa Syawwal. Karena itu, kehadiran Ramadhan dengan paket optimalisasi amaliah-nya oleh para pengurus masjid, para ustadz, imam rawatib dan para jama'ah benar-benar harus dimaksimalkan, jangan sampai masjid terkalahkan oleh tayangan TV dan siaran radio.

      Ramadhan juga mahal dari sudut sejarah, sebab pada awalnya Ramadhan ini adalah bulan hadiah terkait dengan terbatasnya umur ummat Muhammad saw dan lemahnya fisik ummat akhir zaman, karena itu ada konsep rukshah dalam puasa bahkan dijadikan sebagai tebusan kesalahan (kaffarah), di mana hal ini tidak terdapat dalam syari'at Nabi terdahulu. Dengan malam 1.000 bulan yang mampu membayar 83 tahun usia semakin menambah mahal nilai puasa Ramadhan, yang selayaknya memacu kita untuk tidak melewatkan detik-detik Ramadhan berlalu begitu saja.  


Ketika Ramadhan Menjelang
     Para ahli ilmu menyimpulkan dari hadits-hadits shahih tentang datangnya Ramadhan, seperti âtakum ramadhân syahrun mubârak, idzâ kânat awwalu laylah min ramadhân  (Shahihul Jami' No.:55,759) bahwa boleh hukumnya mengadakan acara persiapan menyambut bulan suci Ramadhan dalam rangka semarak syi'ar dan gaung syari'at. Saling berkirim tahni'ah (menyapa), menjalin silaturahim dan tali kekerabatan, termasuk berbagi sedekah pada mustahiq-nya. Persiapan ini penting, untuk menyambut  tamu  agung Ramadhan pembawa nikmat; nikmat pahala, maghfirah,  rezeki  dan  kemudahan urusan. Di sinilah  Ramadhan  bisa kita harapkan menjadi medan pembebasan yang  paling ampuh dari jilatan api neraka, di mana  semua  orang  tak ada  yang  luput  dari  jilatannya.
(Q.S. Maryam [19]:71-72).

    Imam Ibnu Qudamah, faqih Hanabilah kelahiran Palestina dalam Juz III Al Mughni membolehkan. Demikian pula, Imam Ibnu Rajab dalam Latha'iful Ma'arif-nya. Syaikh Fauzan dalam Al Muntaqa-nya, membolehkan dengan alasan keumuman surat Yunus [10]:58 didukung prilaku salafus-shalih. Ucapan selamatnya Thalhah bin Ubaidillah  t terhadap Ka'ab bin Malik dan dua sahabatnya  terkait diterimanya  tobat  ketiga  sahabat  ini seperti  dikisahkan  dalam  surah  at Taubah dan as-Shahihaein membuat  Imam   Ibnul   Qayyim   Al Jauziyah berkesimpulan serupa, yaitu boleh, dan tidak mengapa.

    Persiapan Ramadhan menjadi penting dalam upaya menertibkan simbol-simbol kesyirikan dan kemaksiatan sebagai realisasi dari hadits "wa shuffidati's-syayâthîn"  (dan syetan-syetan pun dirantai). Pemerintah sebagai ulil-'amri dengan dukungan masyarakat luas dan dunia usaha agar menghormati kesucian bulan ramadhan. Dari pengalaman beberapa kasus, tidak jarang terjadi kesalah-pahaman penguasa hiburan ketika masyarakat bertindak untuk mengawal Perda No 10 Tahun 2004 dan Surat Keputusan (SK) Gubernur DKI Jakarta No 98 Tahun 2004, di mana klub-klub malam, diskotik, tempat judi, tempat mesum dan sejenisnya harus ditutup.

Kesiapan Konsepsional
     Seperti diketahui, Ramadhan ini datang membawa banyak makna. Ramadhan ingin mewarnai kita, ingin men-sibghah para sha'imin. Warna apa yang kita inginkan, apa standar target yang kita mau, semuanya bergantung pada konsep yang kita pahami tentang Ramadhan. Inilah yang disebut oleh Imam Bukhari (194-256 H) dalam kitab Shahihnya dengan al-'ilmu qablal-qauli wal-'amal, ilmu sebelum berkata dan berbuat. Atau imanan wahtisaban dalam hadits-hadits puasa.
    Dengan konsepsi dasar ini para sha'imin bisa melakukan revolusi nilai, yaitu menyulap haus dan lapar menjadi obat, kurang tidur seperti ribath fisabilillah, infaq sedekah menjadi investasi akhirat. Dengan konsep dasar ini juga para sha'imin melakukan adaptasi keutamaan, bahwa se-liar apapun nafsu seseorang harus tunduk pada aturan Ramadhan. Termasuk bagaimana membuang malas  dengan  tekun  (al-judd), menyulap bosan dengan semangat (al-hirsh), lesu dengan gairah (ghirah) dan seterusnya. Ramadhan harus mendikte nafsu dan membalutnya dengan paket amaliah, amalan seribu bulan.

    Setelah kesiapan konsepsional sebagai bentuk pengamalan al-ilmu qablal 'amal tadi, persiapan selanjutnya yang tidak bisa kita remehkan adalah al-ikhlash wal-ittiba'. Sebab tidak sedikit orang shalih mengeluh terhadap sulitnya melaksanakan bab niat. Campur tangan syetan dalam merayu orang mu'min, mencemarkan dan menebarkan virus syahwat dan syubhat ikut memperparah sulitnya mendapatkan ilmu ikhlas dalam ibadah. Imam Ibnu Abi Syaibah pada Juz-8 kitab Al-Mushannaf-nya menceritakan Umar bin Khatthab ra pernah mendengar untaian do'a seorang Sahabat, "Allahumma'j-'alni mina'l-qalil," Ya Allah kumpulkan aku bersama golongan hamba-Mu yang sedikit. Mendengar do'a orang ini Khalifah Umar t terkejut, beliau bertanya, "ma hadza'd-du'a ?, Apa maksud do'amu itu? Sahabat itu menjawab, maksud do'aku itu adalah firman Allah Ta'alaa : wa qalilun min 'ibadiya's-syakur (Q.S. Saba' [34]:13).

Paket Amaliah Ramadhan
    Detik-detik Ramadhan yang sangat berharga ini harus dipergunakan seoptimal mungkin, dari bangun tidur sampai mau tidur lagi. Sebab Ramadhan itu adalah ayyâman ma'dûdât, waktunya cuma 29 atau 30 hari. Menjadikan Ramadhan sebagai madrasah taqwa, musim pahala dan ampunan dengan berbagai paket program yang sudah disusun oleh ahlul ilmi harus mendapat support dari jama'ah masjid dan rumah tangga muslim.
      Rasulullah saw sendiri  dalam   9 kali Ramadhan, tak pernah sedetik pun menyia-nyiakan peluang emas Ramadhan. Ketekunan Rasulullah dalam amaliah Ramadhan mengalahkan kencangnya tiupan angin. Rasulullah saw adalah ajwadun-nass bil-khair, khususnya di bulan suci Ramadhan. Nabi tadarus Qur'an bersama malaikat Jibril,  Nabi saw menjemput lailatul Qadar dengan I'tikaf di masjid, bahkan sampai 20 hari di tahun wafatnya. Nabi saw bahkan berperang dan meraih banyak kemenangan dalam bulan Ramadhan. Diriwayatkan oleh 'Aisyah g, bahwa para Sahabat jika masuk bulan Ramadhan membebaskan tawanan dan berbagi rezki pada fakir miskin yang wujudnya pada hari ini bisa dalam bentuk sedekah awal puasa, acara buka puasa bersama, sahur bersama, saling tukar ta'jilan dengan tetangga, hadiah lebaran dan sejenisnya.

     Jadi tidak berlebihan jika dikatakan bahwa posisi Ramadhan melebihi obat bagi pasien, air bagi ikan, udara bagi makhluk hidup, hujan bagi petani. Yang kumpulan airnya  akan  berlalu  begitu  saja  jika tidak segera dibendung, dialirkan, dan dimanfaatkan biar menumbuhkan benih-benih kebaikan baru. Berbuah taqwa seperti yang menjadi pembuka dan penutup ayat puasa di Al Baqarah:183 dan 187, la'allakum tattaqun dan la'allahum yattaqun. Sungguh sangat celaka dan sangat merugi sekali, mereka yang masih punya umur bertemu Ramadhan, tapi menyia-nyiakan turunnya ampunan Allah. Saat itu Nabi saw naik mimbar, beliau bersabda: "Malaikat Jibril baru saja mendatangiku, ia berkata: malang nian orang yang mendapati Ramadhan, sedang ia tidak dapat bagian apa-apa, dalam riwayat lain, ia tidak dapat ampunan dan perlindungan dari jilatan api neraka." (Shahih Targhib:997,1679,2491). Marhaban Ya Ramadhan

Abu Taw Jieh Rabbani 
Anggota Dewan Majlis Fatwa Dewan Da'wah Pusat 

from: http://ddiijakarta.or.id/index.php/buletin/49-agustus/99-reevolusi-ramadhan.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0

Manfaat Membaca Basmalah

Bismillah sebuah kalimat yang tidak asing di telinga dan lisan seorang muslim. Bismillah diucapkan ketika akan memulai setiap perkara yang bermanfaat. Dzikir ini mengandung keutamaan, diantaranya sebagai berikut: 
Terjaga dari Setan 

Rasulullah bersabda:

“Apabila seorang masuk ke rumahnya dan mengingat Allah (berdzikir) ketika masuknya dan ketika makan, maka setan berkata: “Tidak ada tempat istirahat dan makan malam untuk kalian.” Dan apabila ia masuk dan tidak mengingat Allah ketika masuk, maka setan berkata: “Kalian telah mendapatkan tempat istirahat.” Dan apabila ia tidak mengingat Allah ketika makan, maka ia berkata:”Kalian mendapatkan tempat istirahat dan makan malam”.1

Imam Nawawi berkata, “Dengan demikian, disunnahkan untuk mengingat Allah ketika masuk rumah dan makan.”2 

Menyempurnakan Barakah 

Dengan bismillah akan dapat menyempurnakan keberkahan pada amal, Rasulullah bersabda,

“Setiap perkara yang tidak dimulai dengan bismillah (dalam riwayat lain: dengan mengingat Allah), maka amalan tersebut terputus (kurang) keberkahan-Nya.”3      

Dilindungi Allah dari gangguan Jin 

Dan sabdanya, “Penghalang antara mata jin dan aurat Bani Adam, apabila salah seorang dari mereka melepas pakaiannya, ialah dengan membaca Bismillah.”     

Pengalaman Nyata 

Ketika Khalid bin Walid tertimpa kebimbangan, mereka berkata kepadanya, “Berhati-hatilah dengan racun, jangan sampai orang asing memberikan minum padamu,” maka ia berkata, “berikanlah kepadaku,” dan ia pun mengambil dengan tangannya dan membaca: “Bismillah,” lalu ia meminumnya. Maka sedikitpun tidak memberikan bahaya kepadanya. 5     

Sumber : Al-Hisnu al-Waqi’, Syaikh Dr. ‘Abdullah bin Muhammad             as-Sad-han, dengan pengantar dari Syaikh Dr. ‘Abdullah bin Abdir-Rahman bin Jibrin. 

  1. HR. Muslim, 2018.
  2. Syarh Muslim ‘ala Muslim, 7/54
  3. Dishahihkan oleh Jamaah, seperti Ibnu Shalah, Nawawi di dalam Adzkar-nya. Syaikh bin Baz berkata: “Hadist Hasan dengan syawahidnya”.
  4. Sebagaimana terdapat dalam al-Jami’ Shaghir. Dan dihasankan oleh Munawi dalam syarhnya.
  5. Dikeluarkan oleh al-Baihaqi, Abu Nu’aim, Thabrani, Ibnu Sa’ad dengan sanad yang shahih. Lihat Tahdzib at-Tahzib, Ibnu Hajar, 3/125. 

Diketik ulang dari Majalah As-Sunnah Edisi 01/Th. XII/1429H/2008M Hal. 8 dalam kolom “Baituna”.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read User's Comments0